Semenjak awal abad 20 masyarakat semakin banyak memperbincangkan
mengenai topik yang satu ini. Ditambah lagi dengan banyaknya laporan
adanya penampakan kendaraan bercahaya, atau mahluk-mahluk aneh ini pada
beberapa orang di berbagai tempat. Lalu wajar saja kalau kita jadi
bertanya-tanya, benarkah mereka ada? Kami akan mencoba membahas masalah
ini dari sudut pandang seorang muslim.
Beberapa orang beranggapan, jika suatu saat ditemukan adanya kehidupan
di luar bumi, maka dogma-dogma agama akan terbantahkan. Itu sebabnya,
beberapa pemuka agama tertentu merasa segan untuk berurusan dengan topik
yang satu ini dan memilih tidak mempercayai keberadaannya. Namun
ternyata tidak begitu halnya dengan Islam. Allah jauh-jauh hari telah
memberitakan kepada kita bahwa Dia telah menciptakan makhluk-makhluk
yang disebarkan di berbagai penjuru langit dan bumi.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan
bumi serta makhluk-makhluk melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan
Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.
(QS As Syuura : 29)
Langit disini lebih cenderung mengacu pada luar angkasa, bukan atmosfir
bumi. Islam sebagai rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi alam semesta),
menerima keberadaan mahluk hidup di luar angkasa sebagai bagian dari
ciptaan Allah yang Maha Kuasa. Namun, bagaimana pandangan Islam tentang
Alien dan UFO? Bukankah Allah tidak menyebutkan tentang mahluk-mahluk
beradab lain selain Malaikat, Jin dan Manusia? Juga tidak disebutkan
adanya planet lain yang memiliki kehidupan? Pertanyaan ini yang sering
menjadi perdebatan di kalangan alim ulama.
Di dalam Al Qur'an maupun hadits, sering disebut-sebut tentang para
penduduk langit. Sebagian ulama menafsirkan penduduk langit adalah para
malaikat yang menjalankan tugasnya di seluruh penjuru langit. Namun ada
sebuah hadis yang cukup menarik tentang hal ini.
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah, MalaikatNya, serta penduduk
langit dan bumi, hingga semut yang ada di dalam lubangnya, dan
ikan-ikan di lautan, (semuanya) bersalawat atas orang yang mengajarkan
kebaikan pada manusia” (HR. Tirmidzi).
Dari hadis ini terlihat jelas bahwa Rasulullah membedakan antara
malaikat dan penduduk langit. Ada yang berpendapat bahwa penduduk langit
adalah orang-orang yang di surga. Namun itu mustahil, kita semua baru
bisa memasuki surga setelah dibangkitkan kelak di padang mahsyar. Ada
pula pendapat bahwa para penduduk langit adalah para nabi yang sudah
wafat, memang itu juga ada benarnya. Namun kami cenderung pada pendapat
bahwa penduduk langit terdiri dari malaikat dan mahluk-mahluk selain
malaikat, yang dalam hal ini adalah merupakan rahasia Allah. Allah
berkuasa untuk menciptakan mahluk-mahluk berperadaban di berbagai planet
di seluruh penjuru alam semesta, dan tidak disebutkannya mereka di
dalam Al Qur'an bukan berarti mereka tidak ada. Sebagaimana perumpamaan,
di dalam Al Qur'an hanya disebutkan tentang 25 orang nabi. Namun jumlah
nabi yang sesungguhnya sangatlah banyak (di dalam hadis disebutkan
jumlah nabi adalah sekitar 125 ribu).
Ada juga sebuah hadis yang pernah saya baca, kurang lebih seperti ini :
Suatu hari Rasulullah SAW berjalan-jalan bersama para sahabat seusai
shalat subuh, lalu beliau menunjuk ke arah langit timur lalu bersabda :
"Disana ada sebuah bumi yang berwarna putih dan penduduknya juga putih,
maka mereka tidak menyembah selain kepada Allah".
Demikianlah, sesungguhnya hanya Allah yang mengetahui kebenaran ada
tidaknya mereka, hanya saja saya ingin mengajak anda untuk berpikir
terbuka bahwa jika suatu saat benar-benar terbukti bahwa mereka ada,
sesungguhnya itu hanyalah membuktikan kekuasaan yang tak terbatas dan
diluar pemahaman kita dari Allah Sang Maha Pencipta. Inilah Islam,
rahmat bagi seluruh alam semesta, bukan hanya rahmat bagi seluruh bumi.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar